RSS

Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan

Judul : Peternakan Dan Budidaya Belut Dengan Menggunakan Media Drum Bekas Di Daerah Jongkang, Sleman, Yogyakarta
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di era globalisasi yang kian maju seperti saat ini, memacu berbagai golongan untuk dapat berkompetisi satu sama lain dalam segala aspek kehidupan. Dengan adanya rasa ingin menjadi yang terbaik dibutuhkanlah suatu komponen pikiran dan kerja keras dari masing-masing individu. Mengeluarkan gagasan dan ide yang seinovatif mungkin, agar ide tersebut dapat dihargai sesuai kemampuan mereka. Untuk dapat meng-eksplore ide dan kreativitas itulah, tentunya manusia membutuhkan sumber gizi terbaik untuk menunjang terwujudnya hal tersebut. Terutama pemenuhan gizi yang kaya akan sumber protein.

Dewasa ini, Indonesia dengan intensitas pemenuhan kebutuhan protein yang dapat dikatakan sangat minim, memerlukan berbagai alternatif kebutuhan pangan sebagai sumber dari protein bagi tubuh. Fakta menunjukkan bahwa protein lebih banyak menumbuhkan daya berfikir kepada masyarakat dari pada sumber gizi yang lain yang berbeda daripada karbohidrat yang hanya dapat menciptakan energi bagi tubuh. Bisa kami lihat, banyaknya anak balita dan remaja yang tervonis mengalami gizi buruk dan harus menanggung kerugian jaminan masa depan yang suram akibat kurangnya asupan protein. Bagaimanapun hal itu harus cepat diatasi sebagai penaggulangan dan perbaikan gizi bagi bangsa.

Salah satu bidang yang harus dikembangkan untuk memajukan gizi proein bagi bangsa adalah lewat pembudidayaan belut. Jepang sebagai negara adidaya yang kami tahu mempunyai pengaruh yang besar bagi dunia, adalah merupakan pengkonsumsi nomor satu belut. Lewat protein yang banyak dikonsumsi oleh merekalah, saat ini banyak masyarakat di Jepang dapat menciptakan ide dan kratifitas luar biasa. Sayangnya, di Indonesia masih jarang kami lihat ada yang mau mengambil peluang dan kesempatan untuk beralih menjadi peternak atau pembudidaya belut karena alasan kerumitan dalam pemeliharaan.

Dengan didasarkan atas pertimbangan perbaikan gizi protein agar tumbuh kembang bangsa dapat tercipta, maka bidang budidaya belut inilah yang harusnya kami kembangkan, karena permintaan pasar baik dalam negeri maupun luar negeri sangatlah banyak. Akan sangat merugi jika kami tidak mengambil kesempatan yang masih sangat terbuka bagi peternak belut dalam negeri saat ini. Sejalan dengan hal tersebut, kami ingin mengambil kesempatan dan peluang emas ini untuk dapat mengembangkan usaha peternakan dan pembudidayaan belut dengan menggunakan media drum bekas di daerah Jongkang, Yogyakartakarta. Mengapa menggunakan drum bekas? Ya itu mungkin pertanyaan yang akan terlintas di benak pembaca semua.

Dalam usaha ini kami merencanakan untuk menggunakan media drum karena dirasa tidak memerlukan tempat yang luas, dan tidak memerlukan waktu lama untuk membuat habitat belut serta fleksibel (bisa dimana saja). Untuk mengatasi masalah panen, mungkin hasil dari drum lebih banyak dari pada di kolam semen atau area sawah, namun kami optimis bahwa dengan menggunakan drum, hasil panen kami nanti juga tidak kalah banyak dengan pembudidayaan di kolam. Serta dalam urusan controlling kami sangat di mudahkan dengan media ini. Sehingga dalam usaha ini kami tetap menjaga kualitas produk kami dan diharapkan bisa untuk memperbaiki dulu gizi daripada masyarakat sekitar yang kami lihat masih jauh daripada cukup proteinnya, untuk selanjutnya kami pasarkan ke daerah Yogyakarta dan sekitarnya.

Berdasarkan atas latar belakang diatas, kami ingin mengambil judul program kreativitas mahasiswa kewirausahaan tentang “PETERNAKAN DAN BUDIDAYA BELUT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DRUM BEKAS DI DAERAH JONGKANG, SLEMAN, YOGYAKARTA”. Dengan adanya program kreativitas mahasiswa ini, kami berharap agar pembudidayaan menggunakan media drum bekas dapat menghasilkan belut yang cukup untuk konsumsi masyarakat serta berkualitas. Sehingga perbaikan gizi bagi masyarakat khususnya didaerah Yogayakarta dapat terpenuhi. Sekaligus dapat mengisi kesempatan merambah usaha yang berpotensi ekspor, dengan menjaga efektivitas dan efisiensi yang optimal agar tujuan tersebut dapat tercapai. Disamping itu kami berharap, setelah perbaikan gizi dapat terrpenuhi, maka akan muncul ide serta gagasan-gagasan yang kreatif dan inovatif dari putra-putri bangsa yang tidak akan mengorbankan masa depannya lagi, akibat kurangnya asupan gizi makanan. Terlebih lagi dapat membuka kesempatan bekerja bagi masyarakat sekitar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan atas latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah cara yang tepat untuk mengembangkan budidaya belut dengan menggunakan media drum bekas?

2. Bagaimana caranya agar peternakan dan budidaya belut dapat memenuhi permintaan pangsa pasar di daerah Yogyakarta?

C. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan yang hendak dicapai :

· Mengetahui cara yang tepat untuk mengembangkan usaha pembudidayaan belut secara tepat dan mudah dengan menggunakan media drum bekas.

· Mengetahui efektivitas proyek pembudidayaan dan peternakan belut sehingga dapat mengatasi banyaknya permintaan terhadap belut segar yang tinggi di daerah Yogyakartakarta.

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Jenis, nama. dan karakteristik Produk

Jenis Produk yang akan dikembangkan

· Produksi Belut segar yang siap dipasok sesuai kebutuhan dan pesanan.

· Dengan hasil dari pembudidayaan dengan waktu kurang lebih 3 sampai

7 bulan periode pemijahan, maka dengan mudah akan cepat menerima

pesanan dari pemasok.

E. KEGUNAAN PROGRAM

1. Teoritis, yaitu menelaah dan mengakaji bagaimana cara yang tepat mudah dalam mengembangkan budidaya belut secara efektif dan efisien meski dengan menggunakan media drum bekas

2. Praktis, yaitu menerapkan metode dan prinsip pembudidayaan belut agar didapat hasil yang diharapkan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Usaha ternak dan budidaya ini kami lakukan adalah secara mikro. Kami lakukan dengan teknik home industry. Dengan modal yang kami punya berupa drum bekas, diaharapkan dapat membudidayakan dan megembangbiakan belut yang tidak kalah saing dengan budidaya belut di kolam semen ataupun kolam sawah. Dengan masa perkembangan belut, waktu 3-7 bulan sudah bisa dipanen.

Setelah belut dapat dipanen, maka kami akan bekerja sama dengan relasi yang sudah kami jalin. Dengan relasi tersebut, kami akan membuka suatu jalinan usaha hingga tingkat kota. Karena jalinan bisnis yang kami jalankan harus berbasis eksternal personal. Merambah kesetiap lapisan masyarakat.. Jadi setiap jaringan relasi menghubungkannya dengan relasi yang lain, sehingga tumbuh kembang usaha kami tidak hanya seputar masyarakat lokal saja, namun lebih cenderung ke daerah luar. Terkadang kami juga akan memasarkan sendiri hasil budidaya ke pasar-pasar tradisional untuk lebih mudah menjangkau konsumen.

Menciptakan budidaya belut didalam drum gampang-gampang susah. Karena untuk mengembangbiakan belut terebut dibutuhkan ruang yang cukup bagi belut untuk dapat melakukan adaptasi. Apalagi habitat hidup dan tumbuh kembang belut lebih tepat berada di area berlumpur dan lembab. Namun dari hasil pengamatan kami, untuk mengembangbiakan belut tersebut perlu dana yang besar, serta waktu yang cukup banyak. Untuk itu kami berpikir akan membuat habitat yang cocok dengan belut meskipun hal itu dilakukan didalam drum. Sangat dimungkinkan belut cepat beradaptasi dengan habitatnya didalam drum, karena kami juga akan melakukan poses tata habitat yang cocok dengan belut itu sendiri.

Lahan yang sempit bisa menjadi kendala bagi seseorang dalam memulai usaha belut, namun kemajuan teknolgi dan informasi hal tersebut dapat diatasi. Untuk itulah kami berpikiran untuk memulai pembudidayaan belut dengan menggunakan drum bekas sebgai media pengembangbiakan. Hal ini kami lakukan agar menjadi kajian yang lebih lanjut dalam memulai usaha dalam sektor perikanan, khususnya dalam pembudidayaan belut dengan efektifitas dan efisiensi lahan.


BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

A. DESAIN KEGIATAN

Dalam desain kegiatan ini, pelaksana akan melakukan suatu peternakan dan budidaya belut. Selain itu pelaksana akan mencoba melaksanakan secara teknis kegiatan peternakan tersebut melalui drum bekas oli atau bensin, yang diharapkan dapat menjadi alternatif pengembangbiakan dan budidaya belut. Sehingga, biaya akan lebih murah bila dibandingkan dengan menggunakan kolam semen atau kolam sawah. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi kendala atau kemungkinan mengalami kerugian.

B. PEMBUATAN PEMBUDIDAYAAN

Dalam proses pembuatan peternakan memerlukan beberapa peralatan dan perlengkapan, yaitu sebagai berikut :

Peralatan yang diperlukan :

· Drum sebagai drum pemijahan

· Pupuk Kandang

· Drum sebagai drum pembibitan

· Pupuk kompos

· Jerami setinggi 30 cm

· Cincangan Batang Pisang

· Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg

· Enceng gondok

· Lumpur/tanah setinggi 15 cm

· Mikroba starter 2 liter


Proses kegiatan :

Sebenarnya pembudidayaan belut di drum tidak jauh bebeda dengan budidaya belut di kolam semen. Namun keistimewaan lain dari budidaya di drum adalah biaya dari pembuatan kolam dapat dipangkas, serta dapat dimungkinkan mempunyai nilai jual yang sama tinggi dengan menggunakan kolam semen atau kolam lain yang lebih besar, berikut prosedur yang dilakukan baik pembuatan kolam drum dan proses pemeliharaan :

1. Mula mula drum diposisikan secara horizontal atau ditidurkan dengan diberi penyangga pada bawah drum sehingga drum bila di posisikan horizontal dapat seimbang berdiri.

2. Drum kemudian dipotong bagian atasnya sekitar 15 cm lalu membuat saluran dibawah tong agar udara dan air dapat keluar masuk tong.

3. Langkah selanjutnya adalah membuat peneduh berupa Strimin (alat peneduh) yang ditata secara baik. Peneduh ini dilakukan juga untuk melindungi belut dari sengatan sinar matahari.

4. Bagian dasar drum dilapisi jerami setebal 50 cm. Diatas jerami dissiramkan 1 liter mkroorganisme starter, berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur urea dan NPK sebanyak 5 kg. Selanjutnya adalah pemberian air setinggi 15 cm dan kami akan memberikan tanaman enceng gondok yang kami sebar untuk menutupi sebagian besar drum sebagai tempat sembunyi bagi belut.

5. Anak belut atau bibit dapat diperoleh dari peternak belut dengan harga yang relatif murah. Disebabkan murah karena membeli dari relasi bisnis yang sudah dikenal. Peranakan belut dipelihara dalam bak penampungan selama 4 bulan dalam 2 tahapan masing-masing 2 bulan hingga siap untuk dikembangbiakkan. Pemilihan belut diperkirakan berukuran 5-8 cm.

6. Langkah selanjutnya adalah proses pemijahan belut. Pertama memilih belut yang siap untuk dikembangbiakkan. Memilih betina yang berukuran 30 cm dan belut jantan 40 cm. Pemijahan dilakukan dalam drum dengan kapasitas satu ekor jantan dan da ekor betina untuk drum 1 m2. Waktu pemijahan dilakukan kira-kira 10 hari untuk bertelur. Setelah menetas, dan berumur 5-8 hari, ukuran anak nelut sekamir 1,5- 2,5 cm.selanjutnya anak-anak belut yang sudah menetas tersebut dipindahkan dalam drum pendederan calon bibit selama satu bulan hingga berukuran 5-8 cm.

7. Setelah ini perlakuan dan perawatan bibit dari hasil pemijahan anak belut tersebut ditampung dalam drum pendederan calon benih selama 1 bulan. Pemupukan jerami yang lapuk juga akan dilakukan untuk membentuk pelumpuran dan pupuk kandang sebagai bahan organik utama. Pemberian pakan akan dilakukan dengan seksama. Melihat belut adalah pemakan yang kanibal, maka untuk mengantisipasi hal tersebut kami akan memberikan caing, bekicot dan sebisa mungkin membuat dapat berkembangnya zooplankton dalam drum, agar belut dapat mencari makan sendiri dalam bak penampungan.

8. Selanjutnya adalah proses pemanenan. Hasil dari proses pengembangbiakan akan kami pasarkan di pasar-pasar terdekat terlebih dahulu. Sekaligus kami akan mencari pemasok lain dari Yogyakarta yang memproduksi bahan makan olahan dari belut. Proses pemanenan dilakukan dengan peralatan, jaring/ jala bermata lembut, dengan pancing/ kail, dan pengeringan belut hingga dapat diambil saja.

Rencana Harga Pokok Penjualan

Daftar Harga produk

NO

BARANG

HARGA

KETERANGAN

1

Belut segar

Rp. 25.000, 00 / Kg

Potongan 15 % jika beli diatas 50 kg

Keterangan :

Untuk segmentasi pasar, harga belut dipasaran mencapai Rp. 30.000 – Rp 40..000 / kg. ( Sumber : Dinas Pertanian Dan Peternakan provinsi DIY). Untuk masa promosi kami, pelaksana program akan merencanakan menjualnya Rp.25.000,00 untuk dipasarkan kepada pembeli atapun ke pasar - pasar tradisional.

Rencana Neraca Awal

Aktiva

Pasiva

Aktiva Lancar

Kas

Rp. 2.350.000. 00

Modal

Rp. 7.390.000, 00


Perlengkapan

Rp. 2.890.000, 00

Aktiva Tetap

Peralatan

Rp. 2.150.000, 00

Jumlah


Rp. 7.390.000, 00


Rp. 7.390.000, 00

C. ANALISIS KELAYAKAN PASAR

· Segmentasi Pasar

Dalam segmentasi pasar kami coba langsung terjun kepada pasar yang ada di seputar daerah Yogyakarta dan Sleman.

· Untuk memasarkan belut segar kami akan bekerja sama dengan rumah produksi yang biasa membuat olahan belut, selanjutnya kami akan megelola hasil dari pasokan atau pesanan setiap bulannya. Jadi akan ada kepastian bahwa hasil panen kami akan laku.

· Persaingan pasar

. Khusus pemasaran di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, persaingan cukup ketat berada dikawasan Godean dan sekitarnya. Karena disana pusat dari peternakan dan pembudidayaan belut terbesar di Yogyakarta. Namun hal tersebut tidak akan mengurangi kepercayaan diri dari kami. Seiring berjalannya waktu, bila dimungkinkan kami juga akan melakukan intensifikasi usaha berupa pembuatan peyek belut dikemudian hari sebagai usaha perluasan usaha d bidang budidaya belut ini.

· Pasar Riil dan Pasar Potensial

Pasar dalam negeri, bahkan lokal DIY dan sekitarnya tidak kalah terbukanya. Pasar dalam negeri rata-rata dijual harga perkilogramnya adalah sebesar Rp. 40.000,00. untuk plasma. Untuk di Yogyakarta sendiri 150 home industri terpantau membutuhkan kurang lebih 300 kuintal per hari. Permintaan ini juga datang dari supermarket sebanyak 5 kuintal per hari. Ini membuktikan pasaran belut di Yogyakarta masih terbuka lebar. Sehingga peluang untuk membuka usaha ini tepat sekali.

· Strategi Pemasaran

1. Strategi Produk : menghasilkan produk belut segar dan yang berkualitas baik meski menggunakan media drum bekas

2. Strategi Harga : harga murah dan bersaing

3. Strategi Tempat : dekat dengan pasar (konsumen)

4. Strategi Promosi : dengan menggunakan inovasi pemasaran secara

Party Plan (bekerja sama dengan relasi yang sudah paham tentang seluk beluk belut dan pengembangbiakannya)

· Analisis SWOT

Kekuatan :

o Metode pemasaran yang jarang digunakan dalam kegiatan ini.

o Mempunyai relasi yang cukup kuat

o Mempunyai tempat budiadaya yang dibuat sendiri.

Kelemahan :

o Keterbatasan SDM

o Modal usaha yang kurang

o Sarana dan prasana kurang

Peluang :

o Peluang pasar besar/ tinggi

o Dekat dengan pasar (konsumen)

Ancaman :

o Adanya persaingan dengan pemain lama.

o Tercemarnya air dengan metabolisme yang mengancam perkembangbiakan belut

D. METODE PEMASARAN

Metode pemasaran yang kami gunakan adalah Party Plan berbasis pada mencari konsumen untuk dapat menjadi pelanggan maupun dengan membuka kantor pemasarannya. Adapun proses pemasarannya dengan melakukan lobi maupun kerjasama dengan pemain lama dan orang yang paham dengan kegiatan tersebut.

E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksankan selama 5 (lima) bulan sejak proposal ini disetujui. Tempat pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Jongkang, Sleman, Yogyakarta. Adapun rancangan kegiatan adalah sebagai berikut

No.

Kegiatan



Bulan

Ket.


1

2

3

4

5


1

Penyusunan Proposal

ü





UNY


2

Seminar Proposal

ü





UNY


3

Pelaksanaan Kegiatan


ü

ü

ü

ü

Lapangan


4

Monitoring



ü

ü

ü

Lapangan


5

Refleksi dan Evaluasi





ü

UNY


6

Penyusunan draf Laporan





ü

UNY


7

Seminar hasil





ü

UNY


8

Perbaikan Laporan





ü

UNY


9

Penggandaan Laporan





ü

UNY


10

Pengiriman Laporan






UNY



RENCANA ANGGARAN

1. Honorarium

a. Ketua 6 bulan x Rp. 100.000,00 Rp. 600.000,00

b. Anggota 3 x 6 bulan x Rp. 75.000,00 Rp. 1.350.000,00

2. Bahan

a. Bibit Belut 5000 ekor @ Rp.500 Rp. 2.500.000,00

3. Alat (Pembibitan)

a. Drum 4 buah @ Rp. 150.000 Rp. 600.000,00

b. Strimin (Penutup Kolam) Rp. 150.000,00

c. Pakan Pelet 4 sak (untuk 1 Bulan) @ Rp. 200.000 Rp. 800.000,00

d. Jala Ikan Rp. 100.000,00

e. Pupuk (organic dan anorganik) Rp. 500.000,00

4. Administrasi

a. Kertas HVS 2 rim Rp. 50.000,00

b. Tinta Print Rp. 40.000,00

5. Transportasi Rp. 300.000,00

6. Biaya Lain-lain

a. Seminar rancangan Rp. 150.000,00

b. Seminar hasil Rp. 150.000,00

c. Penyusunan dan penggandaan laporan Rp. 100.000,00 +

Rp. 7.390.000,00

(Tujuh juta tiga ratus sembilan puluh ribu rupiah)


Nama dan Biodata Pelaksana

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

A. Nama Lengkap : Muh. Alif Ridho Utomo

B. NIM : 08403244012

C. Fakultas/Jurusan : FISE / P. Akuntansi

D. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakartakarta

E. Waktu untuk kegiatan PKM : 36 Jam / Minggu

2. Anggota Pelaksana

A. Nama Lengkap : Prayoga Aji

B. NIM : 08403244051

C. Fakultas/Jurusan : FISE / P. Akuntansi

D. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakartakarta

E. Waktu untuk kegiatan PKM : 36 Jam / Minggu

3. Anggota Pelaksana

A. Nama Lengkap : Rizki

B. NIM : 08403244045

C. Fakultas/Jurusan : FISE / P. Akuntansi

D. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakartakarta

E. Waktu untuk kegiatan PKM : 36 Jam / Minggu

4. Dosen Pembimbing

A. Nama Lengkap : Abdullah Taman, SE, Akt, M. Si

B. NIP : 19630624 199001 1 001

C. Fakultas/Jurusan : FISE / P. Akuntansi

D. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakartakarta

E. Waktu untuk kegiatan PKM : 36 Jam / Minggu


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS